Dinas Kesehatan Lakukan Peningkatan Kapasitas Tes COVID-19
Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan peningkatan kapasitas tes CIVID-19. Untuk itu, dilakukan berbagai persiapan khusus mengantisipasi kemungkinan lonjakan kasus positif COVID-19.
P emeriksaan PCR sebanyak 17.270
Berbagai persiapan baik dari segi sarana dan prasarana kesehatan terkait COVID-19 maupun sumber daya terus dioptimalkan seperti, tracing, testing, isolating, dan treating.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan, langkah-langkah persiapan menjadi perhatian khusus karena dengan peningkatan kapasitas tes, bakal lebih banyak kasus positif yang selama ini tak terdeteksi lalu bisa diketahui.
Didampingi Ariza, Anies Tinjau Kesiapan Puskesmas Kramat JatiPeningkatan kapasitas pemeriksaan spesimen dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) ini sesuai dengan anjuran World Health Organization (WHO) agar pemerintah bisa mendeteksi kasus lebih dini dan menekan angka infeksi di masyarakat
"Melalui pemeriksaan yang masif ini akan memberikan ketenangan bagi warga dalam beraktivitas," ujarnya, Sabtu (13/6).
Widyastuti menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta adalah membangun beberapa laboratorium satelit COVID-19 yang berlokasi di sebagian lahan RSUD Pasar Minggu dan RSKD Duren Sawit sejak 9 April 2020 lalu. Selain itu, pihaknya juga membangun jejaring dengan 41 laboratorium pemeriksa COVID-19.
"Dalam 10 hari terakhir, total Provinsi DKI Jakarta telah melakukan pemeriksaan PCR sebanyak 17.270 dengan rata-rata pemeriksaan harian mencapai 1727 spesimen," terangnya.
Menurutnya, pencapaian tersebut melonjak 1,1 kali lipat dibandingkan rata-rata harian pada 10 hari pertama di bulai Mei 2020 yang sebanyak 1.562 spesimen per hari.
"Adanya peningkatan kemampuan tes ini membuat DKI Jakarta sudah melakukan pemeriksaan PCR sebanyak 189.552 spesimen pada 90.287 orang hingga 10 Juni 2020," ungkapnya.
Widyastuti menuturkan, cakupan pemeriksaan PCR di DKI Jakarta tertinggi di Indonesia, mencapai 8.481 orang per 1.000.000 penduduk. Hal ini sejalan dengan kebijakan nasional yang mengamanatkan tes lewat PCR diperbanyak.
"Pemerintah ingin lebih mengetahui jumlah riil penderita COVID-19 di Indonesia dan menetapkan target pemeriksaan PCR sebanyak 20.000 spesimen per hari," bebernya.
Ia menambahkan, Puskesmas di DKI Jakarta telah melaksanakan pelacakan, penelusuran kasus dan pengambilan spesimen dengan cara swab sejak bulan Januari 2020.
"Hasil dari pelacakan dan penelusuran ini dilaporkan kasus ODP dan PDP pertama di DKI Jakarta pada tanggal 24 Januari 2020," paparnya.
Widyastuti menerangkan, dengan bertambahnya kapasitas pemeriksaan spesimen COVID-19 dan berkurangnya jumlah pasien COVIF-19 yang dirawat di Rumah Sakit, Puskesmas di DKI Jakarta tetap terus meningkatkan kapasitas tracing dan testing melalui active case finding.
"Strategi active case finding ini tertuang didalam Surat Edaran Kepala Dinas 2020 tentang active case finding yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas testing dan memutus mata rantai penularan dengan menemukan kasus positif sedini mungkin," urainya.
Ia menegaskan, sesungguhnya PSBB belum selesai. Periode transisi ini menjadi periode edukasi dan pembiasaan terhadap pola hidup sehat dan aman sesuai protokol COVID-19. Sehingga, warga Jakarta diminta untuk terus menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan selalu memakai masker, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, hindari menyentuh area wajah khususnya mata, hidung dan mulut serta selalu menjaga jarak (physical distancing) minimal satu meter dengan orang lain.
"Bagi masyarakat yang memerlukan informasi lebih lanjut terkait COVID
-19 dapat menghubungi 112 atau Posko Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta di nomor 081112112112 dan 081388376955," tandasnya.